Tinggalkanlah kesenangan yang menghalangi pencapaian kecemerlangan hidup yang di idamkan. Dan berhati-hatilah, karena beberapa kesenangan adalah cara gembira menuju kegagalan
Mario Teguh

Selasa, 20 Desember 2011

SEKOLAH IMPIANKU TAK MEMBUAT BAKATKU MUBAZIR

   Sejak dulu kita disuguhi sekolah-sekolah formal yang khusus mendidik anak didiknya dalam bidang intelektual. Tetapi pada kenyataanya tidak sedikit anak-anak yang dahulunya menjadi rangking satu dikelas, ketika sudah dewasa dan di tuntut bekerja langsung  dilapangan belum bisa menjadi seorang profesional, malah tidak sedikit juga yang bisa terkalahkan oleh orang yang tidak banyak diperhitungkan ketika masa sekolahnya dulu, mengapa?
     “Katakanlah : Tiap-tiap orang berbuat menurut keadaannya masing-masing, karena Tuhan kamu lebih mengetahui siapa yang lebih benar jalannya ”(Q.S Al-Isra 17:84)“Ayat ini menunjukan bahwa setiap manusia memiliki kecenderungan, potensi, dan pembawaan yang menjadi pendorong aktivitasnya”inilah cuplikan tafsir Quraish Shihab terhadap ayat tersebut.
     Berdasarkan ayat di atas sesungguhnya kita ini anak-anak di dunia khususnya di Indonesia sangat membutuhkan sekolah impian yang jangan sampai membiarkan bakat siswa mubajir. Sekolah baik dan menjadi impian adalah sekolah yang memberi asupan yang dibutuhkan para peserta didiknya.
        Di sekolah Jepang dan sekolah Eropa, anak-anak diajak fokus sejak usia dini. Mereka diminta memilih mata pelajaran yuang disukai dengan minat dan bakatnya. Di Amerika, mata pelajaran wajib untuk setingkat SLTA, hanya lima. Selebihnya disesuaikan dengan pilihan peserta didik, jika seseorang berminat untuk memasak maka ia diajari memasak disertai dengan motivasi untuk mengembangkan diri di bidang tersebut sambil mencari tokoh yang berhasil sesuai bidang memasak, misalnya MC Donal, Pizza Hut. 
       Setiap orang perlu mengambil proyek besar paling tidak sekali dalam hidupnya dan untuk membuat kita punya proyek besar itu kita perlu fokus. Seperti dikatakan Al-Rise bahwa fokus sangatlah penting dalam hidup. Karena fokus, sinar laser bisa menembus baja.
     Kata Arief yang juga ketua penyelenggara seminar keberbakatan Nasional bertema keberlanjutan layanan keberbakatan mencegah kemubaziran perwujudan potensi unggul Generasi Muda menyongsong Tantangan masa depan dalam www.kompas.com  GSA, Senin, 08 Maret 2004. “Sekolah yang hanya unggul dalam intelektual tidak berhak disebut sekolah unggulan. Yang berhak adalah mereka yang mengenali dan meningkatkan bakat anak.” Menurutnya juga “Semua sekolah seharusnya mampu memberi ‘makanan’ yang benar-benar dibutuhkan siswa, jangan hanya berkutat dengan kurikulum yang itu-itu aja.”

      Berdasarkan kutipan  dari kompas diatas bisa di simpulkan sekolah harus bisa mengolah bakat anak menjadi jago di satu bidang dan mengetahui beberapa di bidang lain, agar para remaja muslim bisa menjadi estafeta Rasul yang profesional. Seperti kata Marwan Daud Ibrahim “Anda hanya bisa tampil sukses di satu atau beberapa bidang saja. Anda tidak mungkin jago di semua hal”. Maka sekolah impian itu adalah sekolah yang tidak membuat bakat anak didiknya mubajir dan menjadikannya profesional.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar